Friday, 31 October 2025
logo

Berita

Berita Utama

KemenP2MI Dorong Transformasi Besar Penempatan dengan Penguatan Kompetensi

-

00.10 27 October 2025 81

KemenP2MI Dorong Transformasi Besar Penempatan dengan Penguatan Kompetensi

Jakarta — Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) mendorong transformasi besar dalam sistem penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) lewat penguatan kompetensi dan kolaborasi lintas lembaga pelatihan. Langkah ini disebut jadi kunci agar pekerja migran  makin profesional dan siap bersaing di pasar global.

Direktur Jenderal Penempatan KemenP2MI, Ahnas, menegaskan bahwa peningkatan kualitas dan profesionalisme pekerja migran tak bisa lagi dilakukan setengah-setengah.

“Kita sedang menguatkan kapitalisasi dalam meningkatkan profesionalisme dan kompetensi. Proses pelatihan harus benar-benar terstruktur dan mengikuti standar yang berlaku agar menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan siap bersaing,” kata Ahnas saat bertemu dengan DPP Perkumpulan Pengelola Pelatihan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) di Jakarta, Senin (27/10/2025).

Menurut Ahnas, perbaikan sistem penempatan harus dimulai dari hulu, yakni proses pelatihan yang berstandar dan terukur. Ia menilai peluang kerja di luar negeri makin terbuka lebar, namun harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dan kesiapan pekerja migran.

“Peluang penempatan semakin terbuka di berbagai negara. Karena itu, peningkatan kualitas dan kesiapan tenaga kerja menjadi kunci,” ujarnya.

Selain peningkatan pelatihan, KemenP2MI juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara asosiasi penempatan, lembaga pelatihan, dan dunia pendidikan untuk membangun ekosistem penempatan yang transparan, efisien, dan berkelanjutan.

“Kami terus bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk dunia pendidikan dan pelaku usaha. Informasi peluang kerja di luar negeri harus tersampaikan dengan baik agar proses penyiapan tenaga kerja bisa lebih tepat sasaran,” jelasnya.

KemenP2MI kini juga tengah mendorong integrasi program pelatihan vokasi dengan kebutuhan pasar tenaga kerja internasional, termasuk melalui kerja sama dengan perguruan tinggi.

“Kami ingin agar hasil pendidikan dan pelatihan di dalam negeri benar-benar berujung pada keberhasilan penempatan di luar negeri. Jangan hanya berhenti di tataran diskusi tanpa implementasi nyata,” tegas Ahnas.

Transformasi ini menjadi bagian dari visi besar pemerintah untuk menjadikan pekerja migran Indonesia dikenal di dunia sebagai tenaga profesional yang berdaya saing global dan berintegritas tinggi.*