Banda Aceh, KemenP2MI (17/11) - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia melalui Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Aceh yang bekerja sama dengan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Banda Aceh, resmi menutup  Pelatihan Peningkatan Kapasitas Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) bidang Bahasa Inggris Umum dan Bahasa Inggris Keperawatan di Aula BPVP Banda Aceh, pada Senin (17/11/2025).

Pelatihan Peningkatan Kapasitas CPMI di wilayah Provinsi Aceh terbagi dalam lima bidang yang diselenggarakan di Banda Aceh, yaitu Bahasa Inggris Umum, Bahasa Inggris Keperawatan, Bahasa Jepang, Bahasa Korea dan Hospitality.

Peserta pelatihan Bahasa Inggris Umum dan Bahasa Inggris Keperawatan sebanyak 40  orang yang telah secara penuh terlaksana dan pelatihan ditutup secara resmi oleh Kepala BP3MI Aceh, Siti Rolijah.

Adapun peserta berasal dari beberapa kabupaten/kota antara lain Kabupaten Aceh Besar sebanyak sembilan peserta, Kota Lhokseumawe lima peserta, Kota Banda Aceh enam peserta, Kabupaten Aceh Barat satu orang peserta, Kabupaten Pidie lima peserta, Kabupaten Aceh Utara empat peserta, Kabupaten Simeulue satu orang peserta, Kabupaten Nagan Raya dua peserta, Kabupaten Bireuen dua peserta,  Kabupaten Aceh Tamiang dua peserta, Kabupaten Aceh Tengah satu orang peserta, Kota Langsa satu orang peserta, dan Kabupaten Aceh Selatan sebanyak satu orang peserta.

Sementara itu, kelas hospitality telah selesai dan ditutup pada Rabu (5/11/2025) dan pelatihan yang masih berlangsung adalah Bahasa Jepang di BPVP Banda Aceh dan Bahasa Korea secara terpisah dilaksanakan di Universitas Syiah Kuala.

Dalam kata sambutannya, sebelum menutup kegiatan pelatihan ini, mewakili Menteri KP2MI, Muhktarudin, Kepala BP3MI Aceh, Siti Rolijah, menegaskan bahwa pelatihan peningkatan kapasitas ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menyiapkan CPMI yang kompeten, disiplin dan siap bersaing di dunia kerja internasional.

“Melalui pelatihan ini, sobat migran tidak hanya dibekali keterampilan teknis dan skil bahasa, tetapi juga dibentuk kedisiplinanya dan etika kerja yang menjadi bekal penting saat bekerja ke luar negeri. BP3MI Aceh akan terus berupaya memperluas akses penempatan kerja luar negeri sesuai bidang keahlian Calon Pekerja Migran Indonesia,” ujar Siti Rolijah.

Kepala BP3MI Aceh turut mengingatkan seluruh peserta akan pentingnya persiapan menyeluruh sebelum bekerja ke luar negeri baik dari aspek pengetahuan tentang negara tujuan meliputi ketenagakerjaan, budaya dan bahasa, maupun kesiapan mental, dan kesehatan fisik serta dukungan keluarga.

“Calon Pekerja Migran harus benar-benar siap, tidak hanya keterampilan, tetapi juga secara mental, fisik, dan wawasan,” tegasnya.

Salah satu Peserta Pelatihan Bahasa Inggris Keperawatan, Muhammad Rafi, mengungkapkan “Pelatihan semacam ini sangat bermanfaat dan mengesankan apalagi saya masih freshgraduate, jadi pelatihan ini membantu saya untuk persiapan dunia kerja.”

Penutupan ini, jelas Siti, menjadi momentum penting bagi para peserta untuk lebih siap melangkah menuju dunia kerja luar negeri dengan keterampilan, kedisiplinan, dan semangat baru. Kegiatan ini sekaligus upaya meningkatkan kualitas Calon Pekerja Migran Indonesia dan menekan angka pemberangkatan nonprosedural Pekerja Migran Indonesia, khususnya dari Wilayah Aceh. ** (Humas/BP3MI Aceh/DR/DW)

-